Balik lagi dengan
episode ke-2 (yang belum baca RFG #1 silahkan klik disini) gue mau menceritakan tentang wawancara gue. Check this out!
Realita Fresh Graduate Series |
Setelah memasukan
beberapa lamaran via e-mail akhirnya
gue mendapatkan kesempatan untuk tes di perusahaan. Pertama di perusahaan
minuman di Sukabumi dan yang kedua adalah perusahaan cat dan bahan kimia
konstruksi di Tangerang.
Seperti biasa gue masukin lamaran kemana saja dengan posisi yang beragam mulai dari QC, R&D, sampai MT. Dengan mengandalkan Jobstreet dan Website perusahaan, mulailah gue mengirimkan e-mail lamaran kerja.
Waktu itu, tanggal
14 September 2016 gue mengirim e-mail keperusahaan minuman, padahal di websitenya
gak ada lowongan pekerjaan di laboratorium, tetapi gue tetap masukin aja lamaran
soalnya ada tulisan “Silahkan kirim CV kalo nanti ada yang cocok bakal
dihubungi lebih lanjut.” Oke dengan bermodalkan pengumuman itu gue mengirim lamaran.
Keesokan paginya jam
9 gue mendapatkan telpon, tetapi telpon pertama gak ke angkat karena gue masih
tidur wkwkwk /ketahuan kebonya deh/ karena pensaran akhirnya gue telpon balik
dan langsung disambungkan dengan pihak HRD, setelah ditanya apakah gue
memasukan lamaran sebagai Analis (yang gue iyakan) selanjutnya gue dijadwalkan
untuk tes pada hari Sabtu 17 September 2016 pukul 8 pagi di Sukabumi.
Setelah gue cek ternyata
lowongan pekerjaan sebagai analis baru dimasukan tadi pagi dan gue cek juga
nomer yang telpon gue itu ternyata sama dengan nomor yang ada di websitenya. Berarti
bukan penipuan.
Pada hari H gue
berangkat dari Cikarang jam setengah 3 pagi untuk menghindari macet, masih
diantar dengan kedua orang tua gue wkwkwkw /anak manja emang/
Gue pikir akan ada
banyak orang yang akan di tes, ternyata hanya gue seorang diri /lemes/
Singkat cerita
akhirnya gue masuklah kesebuat meeting
room. Resepsionis yang didepan memberikan gue sebuah formulir yang harus
diisi, lumayan banyak sekitar 3 lembar mulai dari biodata diri hingga
pertanyaan kayak “apa kegagalan terbesarmu?” dan sejenisnya.
Setelah satu jam
berlalu, ada Bapak-Bapak (dari bagian Laboratorium) dia menjelaskan tetang
tahapan tes yang harus di isi mulai dari tes tertulis kemampuan laboratorium,
psikotes, dan yang terakhir adalah wawancara user (dengan manager lab).
Soal tes tetulis ini
cukup mudah tapi apalah daya gue yang ngeblank dan kena serangan panik
sepanjang malam hingga pagi, akhirnya hanya 50% lebih yang bisa gue kerjakan
dalam waktu satu jam. Soal yang keluar itu tentang pengertin dan perhitungan
pH, larutan penyangga, air sadah, penggolongan senyawa, rumus konsentrasi, kesetimbangan
kimia, pembuatan larutan, menghitung konsentrasi larutan, pengertian BOD dan COD,
ada sedikit tentang mikroorganisme. Jumlah soalnya itu sekitar 30 soal dan
beranak O-O (catatan: mungkin berbeda di setip perusahaan)
Setelah satu jam,
gue udah lemes banget lah gak bisa ngerjain dengan maksimal, dilanjutkan dengan
psikotes. Nah untuk psikotes ini mudah banget, soalnya persis dengan yang ada
di internet wkwkwk ada sekitar 200 soal mulai dari verbal, non-verbal, angka,
dan gambar-gambar. Gue lebih milih disuruh ngerjain soal psikotes ini yang lebih
banyak deh daripada sepuluh soal kimia wkwkwkw. (Gue sempet juga di pindahin
keruangan lain, karena ruangan meetingnya mau dipake sama anak PKL)
Dilanjutkan dengan
wawancara, oh meeeen gue paling takut
sama yang kayak gini nih. Gue paling sulit kalo harus berhadapan dengan orang
baru. Ada dua orang pewawancara (Bapak-Bapak) yang masuk ke rungan pertama gue
dijelaskan tentang sistem kerja, lingkungan kerja, dsb. Lalu gue ditest buta
warna (masa disuruh sebutin halaman yang tulisannya kecil banget dan Bapak itu
megangin bukunya jauh banget, tapi gue masih bisa liat sih wkwkwk).
Pertanyaan wawancara
ini gak ada hubungannya dengan perusahaan sama sekali. Bagi para Fresh graduate pertanyaan wawancara
hanya akan seputar kuliah, skripsi, PKL, dan beberapa mata kuliah (dalam kasus
ini: Manajemen Lab, Kimia Lingkungan). Udah itu doang.
Selama 2 jam di
wawancara, topiknya hanya sekitar itu dan gue telat mikir banget buat ngejawab,
selain karena pertanyaan yang kadang gak gue pahami, dan harus dijawab dengan
detail-sedetail-detailnya. Gue udah mental
breakdown banget lah. Mana ingetan gue soal PKL samar-samar, ngeliat yang
wawancara juga udah males, akhirnya gue malah hard feeling dan pengen segera mengakhiri. Ada suatu moment yang
bikin gue sakit hati, ketika ditanya penggolongan senyawa jujur gue bingung
harus jawab apa, yang ada di otak gue itu penggolongan senyawa hidrokarbon
wkwkwkwk tapi ternyata maksudnya itu adalah label/simbol-simbol bahan kimia
(Explosive, Toxic, dll) dan si pewawancara bilang “Kamu tuh gimana sih, kalo orang
lain saya tanyain malah bisa jawab dengan mudah. Kasihan sekali kamu kuliah gak
dapat apa-apa, kalo dulu jaman saya bla-bla-bla.”
Coba bayangkan: ini
wawancara pertama gue dan gue digituin, sakit hati gue. Bukan sakit hati karena
marah sama pewawancaranya, karena yang beliau bilang ada benarnya. Jujur aja
saat itu gue merasa malu, malu banget sampai rasanya pengen nenggelemin diri ke
bumi. Gue belajar kimia 4 tahun, tapi pengetahuan secetek anak SMA. Malu banget
rasnya.
Setelah selesai
wawancara gue ucapkan terima kasih dulu sama pewawancara dan pulang, naik mobil
lalu nangis. Beneran nangis kenceng banget kayak korban penculikan wkwkkw. Bapak
gue masih tetap bertanya soal kejadian selama wawancara yang membuat gue
semakin nangis kejer, sampai akhirnya Ibu bilang “Gak usah diomongin dulu.”
Karena gak tega, Bapak
ngajakin ke pelabuhan ratu buat refreshing
dan setelah itu baru gue mau cerita.
Beberapa hari
kemudian gue masukin lamaran ke pabrik di Tangerang dan akhirnya disuruh datang
untuk wawancara pada hari Rabu, 21 September 2016. Masih agak segan sih buat
wawancara, tapi gue gak mau menyerah hanya karena kejadian buruk sebelumnya.
Materi wawancaranya
kurang lebih sama, tetapi ditambah bonus pertanyaan seputar R&D (padahal
gue melamar sebagai QC huhuhu) dan si pewawancara bilang kalau gue orangnya ‘kurang
teliti’ kalau disuruh mempresentasikan. Tapi wawancara kedua ini gue lebih
baik, jauh lebih baik walaupun masih ada gugup-gugupnya. Kalo yang wawancara
ini masih ada ngobrol-ngobrolnya karena Si Ibu-nya baik baget dan ramah.
Tapi sampai
sekarangg gak ada panggilan lanjutan dari kedua perusahaan itu. Yasudah lepaskan
saja, siapa tau rejeki gue di tempat lain. (Amin)
Selanjutnya : RFG #3 : Jobfair rasa Indonesia Idol (Coming soon)
Wahhh... usaha yg bagus, kak..
BalasHapusWalaupun ng ada lowongan, tetap masukin lamaran.. soal diterima atau ditolaknya sih soal belakangan..
Moga nanti bisa dapat kerjaan yg bagus ya!
#SalamSapa
terimakasih gambaran tes nya ..
BalasHapus