WHAT'S ON THIS BLOG

Senin, 17 Oktober 2016

RFG #2 : Wawancara Seorang Fresh Graduate

Balik lagi dengan episode ke-2 (yang belum baca RFG #1 silahkan klik disini) gue mau menceritakan tentang wawancara gue. Check this out!


Realita Fresh Graduate Series
Setelah memasukan beberapa lamaran via e-mail akhirnya gue mendapatkan kesempatan untuk tes di perusahaan. Pertama di perusahaan minuman di Sukabumi dan yang kedua adalah perusahaan cat dan bahan kimia konstruksi di Tangerang.


Seperti biasa gue masukin lamaran kemana saja dengan posisi yang beragam mulai dari QC, R&D, sampai MT. Dengan mengandalkan Jobstreet dan Website perusahaan, mulailah gue mengirimkan e-mail lamaran kerja.

Waktu itu, tanggal 14 September 2016 gue mengirim e-mail keperusahaan minuman, padahal di websitenya gak ada lowongan pekerjaan di laboratorium, tetapi gue tetap masukin aja lamaran soalnya ada tulisan “Silahkan kirim CV kalo nanti ada yang cocok bakal dihubungi lebih lanjut.” Oke dengan bermodalkan pengumuman itu gue mengirim lamaran.

Keesokan paginya jam 9 gue mendapatkan telpon, tetapi telpon pertama gak ke angkat karena gue masih tidur wkwkwk /ketahuan kebonya deh/ karena pensaran akhirnya gue telpon balik dan langsung disambungkan dengan pihak HRD, setelah ditanya apakah gue memasukan lamaran sebagai Analis (yang gue iyakan) selanjutnya gue dijadwalkan untuk tes pada hari Sabtu 17 September 2016 pukul 8 pagi di Sukabumi.

Setelah gue cek ternyata lowongan pekerjaan sebagai analis baru dimasukan tadi pagi dan gue cek juga nomer yang telpon gue itu ternyata sama dengan nomor yang ada di websitenya. Berarti bukan penipuan.

Pada hari H gue berangkat dari Cikarang jam setengah 3 pagi untuk menghindari macet, masih diantar dengan kedua orang tua gue wkwkwkw /anak manja emang/

Gue pikir akan ada banyak orang yang akan di tes, ternyata hanya gue seorang diri /lemes/

Singkat cerita akhirnya gue masuklah kesebuat meeting room. Resepsionis yang didepan memberikan gue sebuah formulir yang harus diisi, lumayan banyak sekitar 3 lembar mulai dari biodata diri hingga pertanyaan kayak “apa kegagalan terbesarmu?” dan sejenisnya.

Setelah satu jam berlalu, ada Bapak-Bapak (dari bagian Laboratorium) dia menjelaskan tetang tahapan tes yang harus di isi mulai dari tes tertulis kemampuan laboratorium, psikotes, dan yang terakhir adalah wawancara user (dengan manager lab).

Soal tes tetulis ini cukup mudah tapi apalah daya gue yang ngeblank dan kena serangan panik sepanjang malam hingga pagi, akhirnya hanya 50% lebih yang bisa gue kerjakan dalam waktu satu jam. Soal yang keluar itu tentang pengertin dan perhitungan pH, larutan penyangga, air sadah, penggolongan senyawa, rumus konsentrasi, kesetimbangan kimia, pembuatan larutan, menghitung konsentrasi larutan, pengertian BOD dan COD, ada sedikit tentang mikroorganisme. Jumlah soalnya itu sekitar 30 soal dan beranak O-O (catatan: mungkin berbeda di setip perusahaan)

Setelah satu jam, gue udah lemes banget lah gak bisa ngerjain dengan maksimal, dilanjutkan dengan psikotes. Nah untuk psikotes ini mudah banget, soalnya persis dengan yang ada di internet wkwkwk ada sekitar 200 soal mulai dari verbal, non-verbal, angka, dan gambar-gambar. Gue lebih milih disuruh ngerjain soal psikotes ini yang lebih banyak deh daripada sepuluh soal kimia wkwkwkw. (Gue sempet juga di pindahin keruangan lain, karena ruangan meetingnya mau dipake sama anak PKL)
Dilanjutkan dengan wawancara, oh meeeen gue paling takut sama yang kayak gini nih. Gue paling sulit kalo harus berhadapan dengan orang baru. Ada dua orang pewawancara (Bapak-Bapak) yang masuk ke rungan pertama gue dijelaskan tentang sistem kerja, lingkungan kerja, dsb. Lalu gue ditest buta warna (masa disuruh sebutin halaman yang tulisannya kecil banget dan Bapak itu megangin bukunya jauh banget, tapi gue masih bisa liat sih wkwkwk).

Pertanyaan wawancara ini gak ada hubungannya dengan perusahaan sama sekali. Bagi para Fresh graduate pertanyaan wawancara hanya akan seputar kuliah, skripsi, PKL, dan beberapa mata kuliah (dalam kasus ini: Manajemen Lab, Kimia Lingkungan). Udah itu doang.

Selama 2 jam di wawancara, topiknya hanya sekitar itu dan gue telat mikir banget buat ngejawab, selain karena pertanyaan yang kadang gak gue pahami, dan harus dijawab dengan detail-sedetail-detailnya. Gue udah mental breakdown banget lah. Mana ingetan gue soal PKL samar-samar, ngeliat yang wawancara juga udah males, akhirnya gue malah hard feeling dan pengen segera mengakhiri. Ada suatu moment yang bikin gue sakit hati, ketika ditanya penggolongan senyawa jujur gue bingung harus jawab apa, yang ada di otak gue itu penggolongan senyawa hidrokarbon wkwkwkwk tapi ternyata maksudnya itu adalah label/simbol-simbol bahan kimia (Explosive, Toxic, dll) dan si pewawancara bilang “Kamu tuh gimana sih, kalo orang lain saya tanyain malah bisa jawab dengan mudah. Kasihan sekali kamu kuliah gak dapat apa-apa, kalo dulu jaman saya bla-bla-bla.”

Coba bayangkan: ini wawancara pertama gue dan gue digituin, sakit hati gue. Bukan sakit hati karena marah sama pewawancaranya, karena yang beliau bilang ada benarnya. Jujur aja saat itu gue merasa malu, malu banget sampai rasanya pengen nenggelemin diri ke bumi. Gue belajar kimia 4 tahun, tapi pengetahuan secetek anak SMA. Malu banget rasnya.

Setelah selesai wawancara gue ucapkan terima kasih dulu sama pewawancara dan pulang, naik mobil lalu nangis. Beneran nangis kenceng banget kayak korban penculikan wkwkkw. Bapak gue masih tetap bertanya soal kejadian selama wawancara yang membuat gue semakin nangis kejer, sampai akhirnya Ibu bilang  “Gak usah diomongin dulu.”

Karena gak tega, Bapak ngajakin ke pelabuhan ratu buat refreshing dan setelah itu baru gue mau cerita.

Beberapa hari kemudian gue masukin lamaran ke pabrik di Tangerang dan akhirnya disuruh datang untuk wawancara pada hari Rabu, 21 September 2016. Masih agak segan sih buat wawancara, tapi gue gak mau menyerah hanya karena kejadian buruk sebelumnya.

Materi wawancaranya kurang lebih sama, tetapi ditambah bonus pertanyaan seputar R&D (padahal gue melamar sebagai QC huhuhu) dan si pewawancara bilang kalau gue orangnya ‘kurang teliti’ kalau disuruh mempresentasikan. Tapi wawancara kedua ini gue lebih baik, jauh lebih baik walaupun masih ada gugup-gugupnya. Kalo yang wawancara ini masih ada ngobrol-ngobrolnya karena Si Ibu-nya baik baget dan ramah.

Tapi sampai sekarangg gak ada panggilan lanjutan dari kedua perusahaan itu. Yasudah lepaskan saja, siapa tau rejeki gue di tempat lain. (Amin)


Selanjutnya : RFG #3 : Jobfair rasa Indonesia Idol (Coming soon)

                                     

2 komentar:

  1. Wahhh... usaha yg bagus, kak..
    Walaupun ng ada lowongan, tetap masukin lamaran.. soal diterima atau ditolaknya sih soal belakangan..

    Moga nanti bisa dapat kerjaan yg bagus ya!

    #SalamSapa

    BalasHapus